Ngobrol Ruang Gizi 2; Seberapa Kuat Daya Juang?
Ngobrol Ruang Gizi
2; Seberapa Kuat Daya Juang?
Kali ini, Ruang
Gizi membincang lagi dalam Ngobrol Ruang Gizi dengan pemantik Siti Rahma,
S.Farm, seorang Aktivis KAMMI Sulawesi Selatan Periode 2018-2020 yang saat ini
juga bertugas sebagai Nusantara Sehat Individu. Tema yang didiskusikan adalah
Seberapa Kuat Daya Juang? Aktivisme dalam Kesehatan. Rahma memulai diskusi
dengan memberi beberapa pertanyaan, Pertama, apakah teman-teman pernah
mendengar Program Nusantara Sehat? Kedua, ketika mendengar tentang Nusantara
Sehat, apa yang teman-teman pikirkan? Ketiga, apakah teman-teman berminat
bergabung di Nusantara Sehat? (bagi tenaga Kesehatan). Keempat, apa pandangan
teman-teman tentang pelayanan kesehatan di Negeri kita? Terutama di
daerah-daerah pelosok. Kelima, jika teman-teman sudah jadi bagian dari
Nusantara Sehat, penempatannya dimana?
Rahma memulai
diskusi dengan mengutip sebuah kalimat yang baginya sangat berpengaruh pada
hari-harinya selama di lokasi penempatan tugas. Kalimat ini tidak sengaja ia
dapat di salah satu buku karya Renald Kasali dengan judul Self Driving. Buku
ini menarik perhatiannya ketika ia berkunjung ke Gramedia di Kota Padang
setelah melewati perjalanan 8 jam dari lokasi penugasan. Dan selalu menjadi
penyemangat ketika hati dan pikirannya rindu untuk pulang.
Kalimat itu adalah
“Ketika negeri memanggil, maka sesungguhnya tak ada seorangpun yang boleh
menolaknya”. Kalimat itu dari Renald Kasali. Kalimat sederhana ini, tertulis
dengan jelas di halaman awal buku Self Driving ini bagi Rahma sangat bermakna.
Mengingatkan kita bahwa kita harus mengambil peran untuk memberikan kontribusi
pada negara. Hingga membuat Rahma memberanikan diri untuk daftar jadi salah
satu penulis di buku Antologi Nusantara Sehat yang saat ini sedang proses
revisi tulisan.
Rahma kemudian
menjelaskan tentang penempatan tugasnya. Yakni Nagari Silago. Nagari Silago
adalah pusat dari Kecamatan Sembilan Koto Kabupaten Dharmasraya Provinsi
Sumatera Barat. Menjadi salah satu daerah terpencil di Kabupaten Dharmasraya
menjadikan puskesmas di Nagari Silago yaitu Puskesmas Silago sebagai salah satu
lokasi penempatan Tenaga Nusantara Sehat. Jarak yang harus ditempuh untuk bisa
sampai di Kecamatan Pulau Punjung yang merupakan Ibukota dan pusat keramaian di
Kabupaten Dharmasraya adalah 2 jam dengan memakai mobil. Jika menggunakan
motor, maka waktu tempuhnya adalah 1 jam dan kadang 1 jam 30 menit. Angkutan
umum tidak ditemukan di sini. Jadi, bagaimanapun kondisi keuangan masyarakat
disini keadaan mengharuskan mereka memiliki kendaraan pribadi, minimal memiliki
motor untuk memudahkan akses ke Ibukota Kabupaten.
Oh ia sekedar
sharing, tiap daerah yang akan kita kunjungi pastinya budayanya akan beda,
kebiasaannya akab beda, makanya perlu menyiapkan diri untuk menghadapi semua
keadaan dan kenyataan yang kita hadapi di lokasi. Rahma mengatakan dulu di
awal-awal overthinking banget dan tidak sebentar untuk bisa menyesuaikan diri,
padahal sudah menyiapkan semuanya hanya saja di lokasi akan ada yang tidak
sesuai dengan rencana kita. Kendala paling berat yang Rahma hadapi di lokasi
diawal-awal adalah bahasa dan juga makanan.
“Di Minangkabau,
rerata masyarakatnya pakai bahasa Minang, di kota Padang saja orang-orang pada
menggunakan bahasa Minang, apatahlagi di desa. Tapi biasanya bahasanya kadang
beda-beda. Nah ini salah stu kendala saya di awal, saya lahir dan besar sampai
SMA di Bima, dengan bahasa Mbojo dan Indonesia. Merantau ke Makassar sejak
2011, hingga 2019 awal, sebelum ke lokasi penempatan tugas NS, pastinya agak
susah mengerti bahasa Minang”, tulis Rahma. Jadi agak kesulitan ketika harus
berkomunikasi dengan pasien-pasien yang usianya lansia, karena hampir tidak
bisa bahasa indonesia. Jadi kadang teman harus bantu menerjemahkan.
“Kedua, Makanan.
Lidah saya lidah orang Timur, tidak terbiasa makan makanan yang terlalu
berminyak atau bersantan. Nah di Minang, makanannya berminyak dan bersantan,
jadi diawal-awal saya juga lama baru bisa menyesuaikan diri. Meskipun hingga
hari ini, setelah 16 bulan saya menghabiskan hari di tengah hutan Silago, lidah
saya masih lidah orang Timur”, tulis Rahma.
Selanjutnya Rahma
menjelaskan apakah menjadi aktivis berpengaruh terhadap perjalanan saya sebagai
Nusantara Sehat? Rahma menjawab “Sangat”. Karena ada banyak pengalaman yang
kita dapatkan selama menjadi aktivis, namun tidak kita dapatkan di ruang-ruang
kelas belajar lain. Dan salah satu bekal saya mulai dari mendaftar hingga
sekarang salah satunya adalah pengalaman sebagai aktivis itu. Ada banyak yang
perlu kita edukasi, advokasi, tidak hanya kepada pemerintah setempat dimana
kita ditempatkan, juga kepada puskesmas.
“Saya tidak akan
bercerita banyak tentang lokasi penempatan tugas dan kisah dukanya. Karena
biarlah itu menjadi penambah kisah kita. Seperti pecandu kopi yang menikmati
enaknya kopi padahal pahitnya luar biasa” tulis Rahma dalam diskusi. Salah satu
bonus menjadi Nusantara Sehat adalah kita bisa jalan-jalan, kita bisa mengenal
budaya-budaya baru, kita akan ketemu dengan orang-orang baru yang juga memliki
karakter-karakter baru. Dan semua itu jika kita menarik simpul hikmahnya, ada
banyak hikmah yang bisa kita dapatkan. Mungkin saja di awal-awal kita merasa
biasa saja dan belum sadar. Tapi suatu saat akan ketemu juga jawabannya.
Jadi bagi lulusan kesehatan bergabunglah
dengan Nusantara Sehat. Kapan lagi kan kita bisa ke tempat baru, punya kenalan
baru, saudara baru, kenal budaya baru. Bisa jalan-jalan sambil kerja. Mari kita
belajar keluar dari zona nyaman. Dan mencintai bangsa kita dengan cara kita
masing-masing.
Tanya Jawab
Pertanyaan Pertama
Bagaimana langkah
awal sebelum mendaftar sebagai NS dalam meminta ijin dari orang tua, kalau
boleh tahu bagaimana cara kakak untuk meyakinkan orang tua agar diberi restu
untuk mengikuti kegiatannya NS ini? Karena bisa jadi kita anak perempuan dan
bungsu sehingga tidak diberi ijin, namun kita ingin mengabdi sebagai NS.
Jawaban
Nah kebetulan saya
juga anak bungsu. Alhamdulillah says sudah merantau dari Bima ke Kota Makassar
sejak 2011. Waktu pertama kali minta izin sama orang tua, alhamdulillah orang
tua juga tidak begitu ribet masalah perizinan asal jelas mau kemana. Kalau
misalnya ada yang punya kendala perizinan, bisa dijelaskan baik-baik apa
kegiatan yang akan diikuti. Sebenarnya kembali lagi bagaimana kita
berkomunikasi dengan keluarga kita.
Pertanyaan Kedua
Apakah banyak
langkah prosedur dalam tes-tes yang kita lalui untuk lulus NS kak?
Jawaban
Pertama, Seleksi
Administrasi.
1. Buka web
nusantara sehat, lalu buat akunnya.
2. Isi biodata
lengkap, sampai essay, ada 6 item yang perlu di isi. Bisa diisi sebelum atau
sedang berjalannya proses pendaftaran. Tapi saran saya buat akun dan lengkapi
data-datanya sebelum dibuka pendaftaran. Sebab, kalau di saat pendaftaran
server kadang error.
3. Jika sudah
selesai, nanti sisa memilih mau daftar NS Tim atau NS Individu.
Kedua, Seleksi
Psikotest, FGD, dan Wawancara.
Ini dilaksanakan
sehari. Menurut saya testnya tidak begitu sulit, tapi kembali lagi ke pribadi
kita masing-masing, kalau FDG aktif saja menyampaikan pendapatnya. Kalau
wawancara bagaimana kita meyakinkan panitia kalau kita layak lulus.
Pertanyaan Ketiga
Di indonesia
sendiri terutama di daerah pelosok. Terkadang masih banyak masyarakat yang
mempercayai food taboos atau pantangan makan dimana bahan makanan yang dilarang
tersebut biasanya bahan makanan yang kaya akan zat gizi. Untuk peran tim
nusantara sehat terlebih ahli gizi, bagaimana caranya untuk menyadarkan
masyarakat yang mempercayai food taboos sejak lama?
Jawaban
Baik, kalau
terkait ini, memang kita harus melakukan pendekatan dan edukasi yang lebih
sering kepada masyarakat. Tidak hanya soal makanan, juga terkait
kebiasaan-kebiasaan lain pada masyarakat kita yang memang sudah membudaya. Contoh:
kebiasan BABS atau mandi di sungai, nah ini juga sudah membudaya, apalagi kalau
lokasi kita banyak aliran sungainya.
Pertanyaan Keempat
Apa kendala kakak
waktu seleksi pendaftaran mengikuti nusantara sehat?
Jawaban
Kalau kendala saya
pribadi terkait Verifikasi STR, seperti ini juga menjadi kendala banyak
pendaftar, makanya kenapa saya sarankan kalau mau mendaftar baiknya buat akun dulu,
lengkapi data-datanya jauh-jauh hari sebelum pendaftaran dibuka.
Pertanyaan Kelima
Tes apa pada
seleksi NS yang menurut kaka paling sulit dan bagaimana trik menghadapinya?
Jawaban
Pertama, Seleksi
Administrasi, pastikan semua berkas kita benar dan sudah kita upload sesuai
yang diminta, formulir yang perlu diisi dilengapi, termasuk essay, buatlah
essay yang sebagus mungkin. Lalu banyak-banyak berdoa, semoga dimudahkan dan
dilancarkan sehingga lulus berkas. Karena administrasi ini kita tidak bisa
prediksi atau mengukur kita layak lulus apa tidak.
Kedua, Seleksi
Psikotest, FDG, Wawancara. Psikotest, ini menurut saya paling menguras tenaga,
karena banyak sekali pertanyaannya. Untuk persiapannya bisa belajar searching
ke google contoh soal-soal psikotest.
FDG, biasanya kita
dikelompokkan beberpa orang 5-8 orang, kemudian diberikan kasus atau tema
diskusi, lalu silahkan diskusikan bersama, ungkapkan pendapat sesuai profesi
masing-masing, atau solusi dari kasus yang diberikan. Saran saya, kalian harus
aktif bicara, utarakan saja apa yang dipikirkan.
Wawancara, ini
akan menjadi tes terakhir, seperti orang sidang ujian skripsilah ya. Tapi,
tenang saja. Dari sekian banyak tahap seleksi dari NS, yang paling saya nikmati
adalah bagian ini, karena bagian ini semacam uji kelayakan kita. Kita akan
ditanya mulai dari Komitmen, mengapa kamu pilih mndaftar NS, apa persiapan kamu
untuk itu, apakah kamu layak dipilih, apakah kamu siap jika lokasinya misalnya
di pulau kecil nan jauh dari kota, apa pengalaman kamu selama ini. Dan seputar
biodata yang telah kita isi di seleksi Administrasi (Akun NS kita). Ketika
ditanya jawablah mengalir saja, jangan tegang, kalau saya kemarin salah satu
pewawancaranya ada Psikolog, pastikan kalian duduk dalam keadaan siap diajak
ngobrol, bicara santai saja, dan jujurlah.
Jadi kalau ditanya
mana paling sulit, tiap orang akan menjawab beda-beda. Tapi sebelum semua
diatas disiapkan, yang pertama, harus disiapkan adalah diri kita. Siapkan
mental kita, fisik kita, hati kita, pikiran kita, keluarga kita. Luruskan niat.
Langitkan do'a, bumikan usaha.
Pertanyaan Keenam
Selama bekerja
sebaga Nusantara sehat dalam menjalankan tugas pastinya kita perlu menyesuaikan
setiap kondisi, dimulai dari tempat kita bertugas, cuaca, aspek jalan atau
transportasi dan lainnya. Sebagai petugas kesehatan yang tugasnya memberikan
edukasi ke masyarakat, apakah ada program-program unggulan yang sudah dibuat di
tempat kakak bekerja sebagai NS?
Jawaban
Lokasi tugas saya
masuk juga kategori daerah bermasalah kesehatan. Disni penderita TB lumayan
banyak, kenapa bisa banyak? Karena pola hidup masyarakat juga mempengaruhi,
termasuk juga kurangnya kesadaran masyarakat terkait penyakit tersebut. Contoh
sederhana, tidak rutin minum obat, interaksi dengan anak atau keluarga masih
seperti tidak menderita TB karena menganggap bahwa TB adalah batuk biasa saja.
Akhirnya keluarga dekat tertular. Bahkan ada yang sampai TB MDR, qadarullah,
bulan April kemarin beliau meninggal dunia. Saya pribadi kebanyakan melakukan
edukasi langsung kepada masyarakat.
Termasuk juga gizi
buruk ada juga disini. Nah, beberapa bulan lalu kami ada bayi yang terkena gizi
buruk, diintervensi, lalu kami bantu untuk belikan makanan dan kebutuhan lain
termasuk kebutuhan rumah tangga dengan galang donasi. Karena orang tuanya tergolong
dari keluarga sederhana. Nah, ini salah satu contoh agenda yang bisa dilakukan
kita sebagai aktivis juga sebagai tenaga kesehatan. Termasuk ketika kabut asap
melanda Sumatera, termasuk lokasi kami, kami juga galang donasi, bekerja sama dengan
beberapa lembaga kemanusiaan yang pernah saya ikuti untuk pengadaan masker buat
warga. Selama covid ini pun begitu, kita galang donasi untuk pengadaan 1000
masker bagi masyarakat.
Karena saya
Nusantara Sehat Individual, jadi kami untuk program mengikuti ke program yang
ada di puskesmas, beda ceritanya dengan Nusantara Sehat Tim, ada alokasi dana
khusus untuk program NS Tim di lokasi.
Selama disini tidak
hanya masalah kesehatan yang saya temui, tapi juga msalah lain. Pendidikan termasuk
salah satu diantaranya. Karena akses informasi yang kurang, kesadaran, juga
kurang biaya anak-anak banyak yang tidak lanjut sekolah. Nah, dari itu saya
pribadi berinisiatif buka Taman Baca Rimba, untuk anak-anak disini. Mohon
doanya semoga bisa segera dibuka lapak bacanya, alhamdulillah buku-bukunya sudah
ada.
Rahma juga
mengatakan tadi jaringan tiba-tiba hilang soalnya lagi mati lampu. Disni memang
sudah biasa kalau mati lampu jaringan juga hilang, nah sekarang baru ada. Maaf
atas ketidaknyamannya. Soalnya disini jaringan suka hilang tiba-tiba tergantung
cuaca. Penyampaian ini karena diskusi sempat terhambat karena jaringan dari
Rahma terganggu. Ya, begitulah kondisi pedesaan di Indonesia dan penempatan
lokasi tugas Nusantara Sehat. “Kita hanya perlu berbagi kisah sukanya di lokasi
penempatan tugas, jangan berbagi kisah duka, nanti yang belum bergabung malah
kabur”, canda Rahma kepada peserta diskusi.
Pertama harus kita
lakukan mulai dari sekarang adalah meng-upgrade kapasitasi diri kita, jadi
jangan cuma handphone saja yang di-update, diri kita juga harus. Baca buku bisa
jadi salah satu solusinya. Indonesia adalah negara yang minat bacanya sangat
kurang, makanya kenapa saya juga ingin memfasilitasi Buku Taman Baca disini, bagian
dari menyalakan cahaya di pelosok negeri. Yang berprofesi sebagai tenaga
kesehatan tidak menutup kemungkinan untuk berkontribusi pada bidang lain, begitu
juga sebaliknya. Karena kita semuanya harus berkolaborasi membangun negeri.
Mungkin ada yang
takut bergabung dengan NS, karena lokasi yang jauh, akses yang susah, jaringan
kadang hilang, listrik padam, longsor, banjir dan lainnya. Sebenarrnya pikiran
kita, kitalah driver-nya. Dan kadang kala kita terlalu suka menyibukkan diri
untuk berpikir terkait kekhawatiran kita tentang ini dan itu, hingga akhirnya
energi dan waktu kita habis hanya untuk berpikir tanpa ada aksi. Sedang negeri
ini, kian hari kian banyak saja masalah yang terjadi. Maka sudah seharusnya
kita kaum muda yang dimikili bangsa ini mengambil peran dan berkontribusi.
Nah teman-teman
boleh memilih, mau gabung NS Individual atau NS Tim, menurut Rahma sama-sama menantang,
punya tantangan, kekurangan, dan kelebihan masing-masing. Tapi apapun namanya
itu, tetap kita tujuannya satu. Kita anak muda Indonesia yang tergabung dalam
Nusantara Sehat maupun tidak sama-sama punya kepedulian tinggi pada permasalahan
yang terjadi di negara kita. Karena semua aspek dalam kehidupaan kita
berkolaborasi untuk perbaikan.
Post a Comment