Ngobrol Ruang Gizi, Bincang Program Gizi dari Anak Nusantara Sehat
Ngobrol
Ruang Gizi, Bincang Program Gizi dari Anak Nusantara Sehat
Ruang
Gizi membuka diskusi via Whatsapp Grup dengan topik-topik kekinian dan juga
menggugah jiwa-jiwa millenial. Diskusi Ruang Gizi ini diberi nama Ngobrol Sabtu
Malam Ruang Gizi. Dalam diskusi pertama ini, kami mengundang Tessar Nurdin,
seorang Petugas Gizi yang bertugas dalam Nusantara Sehat Individu. Saat ini
bertugas di Tenaga Nusantara Sehat Individual Tahun Periode 2020/2021 di
Kabupaten Minahasa Puskesmas Tompaso angkatan 31. Topik kita dalam Ngobrol
Ruang Gizi ini adalah "Bincang Program Gizi dari Anak Nusantara
Sehat".
Dalam
Ngobrol Ruang Gizi, dibahas beberapa hal seperti bagaimana masuk dalam
Nusantara Sehat dan juga tentang Program Gizi di Puskesmas. Nusantara Sehat (NS) dicanangkan oleh Kementerian Kesehatan untuk Periode 2015-2019
setelah melakukan uji coba penempatan NS Tim pada 4 PKM pada Tahun 2014.
Tujuan NS adalah menguatkan layanan kesehatan primer melalui peningkatan akses dan kualitas pelayanan
kesehatan dasar di DTPK. NS di seleksi melalui tes (psikologi, FGD, dan wawancara).
Tenaga kesehatan yang dibutuhkan dalam perekrutan NS
diantaranya seperti dokter,
dokter gigi, perawat, bidan, farmasi, analisis kesehatan,
gizi, kesehatan lingkungan, kesehatan masyarakat. Lokasi penempatan diutamakan pada Puskesmas yang masuk
kategori sangat terpencil, terpencil, dan biasa. Gaji NS disesuaikan berdasarkan strata pendidikan dan
kategori wilayah penempatan.
Program gizi merupakan salah satu program dasar puskesmas
selain KIA, Kesling, Promkes, Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit yang
mana berhasilanya semua program ini tergantung pada pengelolaannya termasuk
program gizi. Lima
langkah dalam pengelolaan program (identifikasi masalah, analisis masalah,
menentukan kegiatan perbaikan gizi, melaksanakan program perbaikan, pemantauan
dan evaluasi). Dalam
melaksanakan program gizi sebagai upaya dalam mengatasi masalah gizi tidak akan
berhasil jika hanya melibatkan satu sektor atau satu program saja, harus ada
koordinasi antara lintas sektor dan lintas program.
Beberapa
program gizi diantaranya penyuluhan gizi, konseling gizi, pemberian vitamin A, pelaksanaan
kadarzi, pelacakan gizi buruk, PMT untuk balita dan bumil KEK, pemantauan
pertumbuhan, TTD Remaja Putri, Survei Garam Beriodium, dan lainnya.
Konsultasi gizi adalah suatu kegiatan pertemuan dengan
ahli gizi atau ahli diet dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup,
kesehatan dan kebugaran seseorang secara keseluruhan melalui asupan makanan.
Dan yang harus disiapkan
sebelum melakukan konsultasi gizi (leaflet, lembar balik, Daftar Bahan Makanan
Penukar, Food Model, ATK).
Penyuluhan Gizi merupakan proses belajar untuk
mengembangkan pengertian dan sikap yang positif terhadap gizi agar yang
bersangkutan dapat memiliki dan membentuk kebiasaan makan yang baik dalam
kehidupan sehari-hari. Media penyuluhan: materi penyuluhan yang disampikan melalui proyektor,
poster, leaflet, ATK. Sebelum melakukan kegiatan penyuluahn, perlu adanya koordinasi dengan
Kepala Desa, Kader Posyandu, Tokoh adat, Tokoh masyarakat agar proses
penghimpunan masyarakat menjadi lebih mudah sehingga kegiatan penyuluhan bisa
berjalan dengan efisien.
Pemberian Vitamin A merupakan suatu kegiatan perbaikan
gizi yaitu mencukupi asupan Vit A dengan tujuan membuat tubuh anak menjadi kuat
dengan cara mencegah kebutaan anak, meningkatkan sistem kekebalan tubuh,
menurunkan resiko kematian pada bayi. Sasarannya adalah bayi umur 6-11 bulan Vit A Biru 100.000 IU, balita umur
12-59 bulan Vit A merah 200.000 IU. Tempat dan waktu yaitu pada saat Posyandu di bulan
Februari dan Agustus dan tempat penyelenggaraan posyandu.
Kadarzi (Keluarga Sadar Gizi) adalah keluarga yang berperilaku
gizi seimabang, mampu mengenali dan mengatasi masalah gizi anggota keluarganya.
Adapun cara yang bisa dilakukan diantaranya dengan memberkan ASI saja kepada
bayi sejak lahir sampai usia 6 bulan serta memantau berat badan secara teratur.
Dalam pelaksanaannya dilakukan koordinasi
dengan kepala desa dan kader posyandu.
Pelacakan gizi buruk merupakan suatu kegiatan yang
bersifat survey lapangan yang bertujuan untuk menemukan balita gizi buruk
melalui pengukuran BB dan TB serta melihat tanda-tanda klinis.
Kegiatan ini bertujuan untuk mendeteksi secara dini bayi
atau balita yang mengalami masalah
gizi buruk (<-3SD) sehingga dapat diatasi secara cepat dan tepat.
Apabila ditemukan ada yang mengalami gizi buruk jika
dapat diatasi maka harus segera diberikan PMT atau
F75 atau bahkan diberikan F100 disesuaikan dengan kondisi pasien.
Tetapi jika kondisi pasien sudah tidak dapat diatasi dengan PMT maka harus
segera dirujuk ke RS dengan melakukan korodinasi dengan Kepala Desa dan Dinas
Kesehatan.
Pemberian PMT Balita yaitu meberikan Makanan Tambahan kepada
balita yang mengalami gizi kurang, yaitu ketika indeks BB berada pada daerah
kuning
atau status gizi kurang pada KMS dan
balita yang megalami BGM. Pemberian PMT juga dapat diberikan pada balita gizi buruk yang sudah
mengalami peningkatan fase yaitu sudah tidak lagi diberikan.
PMT Bumil KEK adalah pemberian Makanan Tambahan kepada
ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronik, ditandai dengan LILA
(Lingkar Lengan) dibawah 23 cm. Pemberian PMT bisa berupa biskuit bumil atapun makanan
yang disediakan oleh Puskesmas.
Survey garam beriyodium merupakan suatu kegiatan dengan
memeriksa kandungan garam yang digunakan oleh seluruh rumah tangga dalam suatu
desa menggnakan iodinatest. Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengetahui kualitas
garam yaitu ada atau tidaknya iodium dalam garam, yang mana mineral ini dapat
mencegah penyakit gondok, yang merupakan penyakit yang disebabkan oleh defisit
mineral iodium.
TTD remaja putri merupakan kegiatan memberikan Tablet Fe
kepada remaja putri di sekolah SMP dan SMA. Tujuan pemberian Tab Fe ini adalah untuk mencegah terjadinya anemia pada
remaja putri, akibat proses masa menstruasi. Tablet Fe dianjurkan kepada siswi untuk mengonsumsi 1 tablet per minggu.
Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan bayi
dan balita dapat dilakukan di
posyandu, yaitu dengan melihat indikator BB, PB, dan TB bayi dan balita yang datang saat posyandu. Yaitu dimana bayi
dan balita ditimbangan berat badan
dan diukur panjang/tinggi badan untuk mengetahui apakah menglami gizi kurang,
gizi buruk atau bahkan stunting. Posyandu merupakan suatu kegiatan swadaya masyarakat
berbasis kesehatan yang dimana Puskesmas merupakan fasilitator di
bidang preventif, kuratif dan promotif.
Posyandu menggunakan sistem 5 Meja (meja 1 pendaftaran,
meja 2 penimbangan, meja 3 pencatatan dan pelaporan, meja 4 penuluhan dan pelayanan
gizi, meja 5 pelayanan kesehatan KB dan imunisasi).
Tanya
Jawab
Dalam
Ngobrol Ruang Gizi juga ada proses diskusi Tanya jawab.
Pertama
Bisa
tidak pemateri menjelaskan sedikit tentang capaian-capaian program dari
surveilans gizi selama pemateri bekerja sebagai NS? Dan bagaimana kiat dari
pengalaman pemateri agar capaian D/S bisa memenuhi target?
Jawaban
Pengalaman
saya untuk meningkatkan capain D/S, yaitu saya pernah melakukan kerja sama
degan suatu desa untuk membuat tempat posyandunya seperti taman bermain
sehingga balita semangat dan lebih tertarik untuk ke posyandu, kemudian membuat posyandu seperti sebuah
lomba, yang mana jika kunjungan balita
setiap bulannya lengkap dan hadir terus makan akan di berikan reward berupa
sembako.
Kemudian
jika ada dalam suatu desa yang mana tingkat kunjungan pada saat ini kurang
sekali, saya langsung mengajak kader
untuk turun langsung untuk melakukan kunjungan rumah.
Kedua
Saya
ingin bertanya, berapa lama Nusantara Sehat berlangsung? Mulai dari tahap
persiapan mandiri hingga akhir periode (selesai Nusantara Sehat). Lalu apakah
salah satu syarat mengikuti Nusantara Sehat adalah belum berkeluarga? Misalnya
boleh yang sudah berkeluarga, dan keluarganya ingin ikut ke tempat dimana kita
dikirim untuk NS, apakah diperkenankan?
Jawaban
Jika
mau masuk NS tim, syaratnya adalah belum
berkeluarga, setelah di penempatan NS sudah sampai 6 bulan baru dizinkan untuk
menikah, itu jika NS tim. Tapi berbeda dengan NS individu yaitu yang
sudah berkeluarga pun bisa mengikuti NS dan apabila keluarga ingin ikut ke
penempatan, juga dibolehkan.
Berlangsunya
penerimaan NS, bisa sampai 1 bulan atau
juga lebih karena berawal dari proses verifikasi dokumen, tes pesikologi, FGD,
wawancana, jika lulus langsung ke
pembekalan selama 10 hari untuk NS Individu dan 1 bulan untuk NS Tim.
Ketiga
Bagaimana
metode dan cara pemberian edukasi bagi keluarga sadar gizi? Dan apakah ada
keluarga tertentu yang ditujukan atau semua keluarga yang ada di desa tersebut?
Serta tips dan trik agar bisa lulus NS.
Jawaban
Seperti
yang saya sampaikan tadi di awal, dalam
melaksanakan program gizi kita harus melakukan analisis masalah, jadi kita harus mencari tahu terlebih dahulu desa
mana yang memiliki tingkat masalah gizi tertinggi, sehingga desa itu yang akan kita lakukan
survei kadarzi, tapi tidak harus semua kepala rumah tangga, hanya beberapa rumah tangga yang berdasarkan
data mereka masuk dalam keluarga yang mengalami masalah dalam memenuhi gizi
rumah tangganya, jadi hanya beberapa
rumah tangga untuk dijadikan contoh bagi kepala ruamh tangga yang lain.
Kemudian,
untuk metodenya adalah kunjungan rumah, kemudian memberikan edukasi tentang
gizi secara langsung kepada keluarga tersebut, metode penyampaiannya sama
dengan metode konsultasi gizi dan penyuluhan, hanya saja ini dalam rumah
tangga.
Tips
untuk lulus NS, pertama adalah tentunya semua berkas yang diminta oleh NS harus
lengkap, kemudian perbanyak belajar soal-soal psikologi, latihan berbicara agar
dapat aktif dalam tes FGD (Forum Group Diskusi).
Keempat
Bagaimana
jika ada salah satu program yang dilaksanakan NS tidak berjalan dengan baik
atau tidak mendapat hasil yang baik? Maka tindakan apa yang harus dilakukan?
Misalnya masih ada masalah stunting dan anemia di wilayah tersebut.
Jawaban
Jika
dalam suatu program berjalan tidak sesuai harapan, maka harus dilakukan yang
namanya evaluasi program, kita harus mencari tau kekurangannya dimana misalnya tentang stunting, apabila dalam analisis masalah ditemukan
pengetahuan ibu dan keluarga yang kurang tentang gizi, maka kita harua gencar untuk mempromosikan
tentang 1000 HPK kepada masyarakat terutama pada ibu hamil atau pasangan yang
baru menikah. Hal ini agar pencegahan stunting dapat berjalan dengan
efisien, begitupun dengan anemia bumil.
Kelima
Mengapa
harus pembagian telur setiap hari rabu untuk bumil? Dan apa manfaat telur bagi bumil?
Jawaban
Perlu
diketahui bahwa program inovasi pemberian telur pada bumil setiap hari Rabu ini
merupakan swadaya puskesmas, jadi semua pegawai puskesmas patungan 3 kali dalam
seminggu 1000 rupiah, dari hasil patungan ini kami menyediakan telur rebus
untuk bumil yang datang melakukan pemeriksaan,
jadi telur langsung di makan di tempat. Dimana seperti kita ketahui
bahwa kandungan dari telur ini adalah zat gizi seperti protein, dimana protein merupakan zat gizi makro yang
sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan dan perkembangan sel, tentunya
sangat bermanfaat untuk perkembangan janin yang dikandung bumil sekaligus
proses perbaikan status gizi bumil yang KEK.
Keenam
Untuk
gabung di NS, apakah ada persyaratan khususnya? Dan apa-apa saja hal penting
yang harus dipersiapkan sebelum daftar NS?
Jawaban
Berkas
yang harus disiapkan diantaranya STR, ijazah, transkrip nilai, BPJS, NPWP, dan
sertifikat pelatihan tentang gizi jika ada.
Ketujuh
Bagaimana
tips dan trik pencatatan yang dilakukan di posyandu selama ini untuk
meningkatkan D/S dan mencegah Masalah gizi pada sasaran 1000 HPK?
Jawaban
Pencatatan
yang dilakukan di posyandu sebenarnya tidak berpengaruh terhadap peningkatan
D/S, untuk peningkatan D/S perlu adanya inovasi untuk meningkatkan minat
ibu-ibu untuk membawa anaknya ke posyandu,
ketika harus menarik perhatian masyarakat dengan bekerja sama dengan
desa untuk menyediakan makanan tambahan, selain itu perlu melakukan penyuluhan
tentang pentingnya posyandu, karena
biasanya ibu-ibu sudah tidak lagi datang ke posyandu setelah selesai masa
imunisasi nya. Nah, untuk pencatatannya ini saya membiasakan kader untuk
menyediakan kertas-kertas kecil untuk kemudian diselipkan di KMS, agar kader
tidak bingung dalam melakukan pencatatannya dan lebih teratur dalam proses posyandu,
kemudian dari register desa saya pindahkan ke kohort.
Kedelapan
Kendala
yang dialami selama menjalankan program-program gizi apa saja? Dan bagaimana
cara mengatasi kendala tersebut?
Jawaban
Kendala
yang pernah saya temui adalah masalah anggaran yang terlambat keluar, masalah ini merupakan masalah yang paling
sensitif dalam setiap puskesmas, sehingga saya kadang harus menggunakan uang
pribadi, dan nantinya akan sayang klaim di anggaran Bantuan Operasional Kesehatan
untuk kegiatan BOK jika anggaran sudah keluar. Tetapi jika dalam lapangan
biasanya masalah transportasi karena tempat tugas saya di daerah yang
kepulauan, ketika cuaca kurang baik kami tidak bisa jangkau sehingga biasanya
kami meminta kader dan petugas kesehatan yang ada di desa yang melakukan
posyandu dan laporannya dikirim kepada kami.
Post a Comment